Saat membuat tulisan ini, jujur, keadaan hatiku sedang tidak stabil. Rasanya, ingin hanya termenung, menangis di dalam diam.
Hari ini, ada seseorang yang memberitahuku, mengingatkanku bahwa menulislah untuk berekspresi. Kelak, dengan menulis, semua beban di hatimu mulai terangkat sedikit demi sedikit. Tulisan inilah juga yang akan mengingatkanku, bila suatu saat kelak aku akan kembali kalut.
Â
Hari ini, aku sadar, janganlah pernah merasa lebih. Janganlah pula merasa kurang. Bersyukurlah, di setiap momen tersedia kebahagiaan untukmu. Mulailah membuka mata, membuka hati, membuka telinga, ada banyak kelebihan yang kamu dapatkan di saat kamu merasa kekurangan.
Â
Hari ini, aku sadar, bukanlah perasaan yang harus kamu tekan. Kendalikanlah. Keluarkan dalam porsi yang tepat. Berbagilah dengan orang lain. Kelak, kamu akan merasakan kenyataan yang sebenarnya bukanlah sepahit yang kamu bayangkan.
Â
Hari ini, aku sadar, hati manusia tidaklah berpagar. Aku, hanyalah seorang manusia biasa. Aku tak cukup kuat untuk membangun pagar itu. Aku tak cukup kuat untuk berbagi. Selalu ada pilihan-pilihan lain, dan terkadang, mundur perlahan adalah pilihan terbaik. Jangan, janganlah memaksakan kapabitilasmu untuk sesuatu yang bukan milikmu. Ibarat mobil, hanya dengan kekuatan yang tepat ia akan bekerja dengan baik. Janganlah memaksakan mesin dengan kekuatan lebih. Self-destruction.
Â
Hari ini, aku sadar, bahwa orang tidak peduli belum tentu karena ia tidak tahu. Tetapi ia tahu, dan ia memilih untuk tidak peduli. Apatis, ya. Skeptis, mungkin. Tapi, inilah sebuah realita, sebuah kenyataan. Karena setiap individu memiliki pilihan-pilihan untuk jalan hidupya. Ketika pilihan itu tidak bersinggungan, yah, mungkin aku harus melewati batas divergen untuk melompat menuju garis dunia lain, dan berharap menemukan garis takdir kami yang sama.
Â
Hari ini, aku sadar, kendalikanlah hatimu. Sesakit apapun. Karena, bukan dengan menyakiti orang lain, hatimu akan terasa ringan. Bersyukurlah. Ikhlaskanlah.
Â
Teruntuk kamu, yang disana, maafkan semua kesalahanku hari ini. Bukan hanya kamu, tapi juga kamu, kamu, dan kamu.
Â
I’m not perfect, I’m just being myself. I love you with my own way.
Sincerely,
the one who still grow up,
Safara Cathasa Riverinda Rijadi