Sedikit Lagi….

Giliran tinggal sedikit lagi, banyak kepikiran soal apa aja yang udah gue lakuin di pemira.

Apa yang udah gue kasih?
Apa yang gue kasih udah cukup?
Apa gue udah cukup ikhlas?
Apa gue udah mengambil banyak hal positif dari ini?

Jadi….
Apa ada yang tersisa dari pemira?

By safara23 Dikirimkan di Teks

Hari ini, aku merindukanmu. Hari ini, aku kembali melayang ke satu titik, walau tahun kelima sedang kujalani, aku masih tetap merindukanmu di sebuah titik.

Aku, yang mengenangmu, dari saat pertama bertemu. Aku, yang mengenangmu, saat bisa pulang dan mengobrol bersamamu. Aku, yang mengenangmu, saat dimana aku mengenal ubuntu. Takdirkah? Atau kesalahankah?

Dulu, aku yang makin tertarik dengan dunia komputer, kau tarik dengan sekedar “sini gue kasih CD Ubuntunya”. Dulu, aku yang masih putih-biru, melihatmu di hari pertama ber-putih-abu-abu. Dulu, aku yang masih mengagumimu, luluh karena perhatianmu bukan sekedar padaku, tetapi juga pada adikku. Saat ini, apakah dirimu tetap menjadi seseorang yang dulu untuk dirinya? 🙂

Aku bahagia. Aku bersyukur. Aku sudah melewati hari-hari dimana aku tak bisa menghubungimu. Dimana aku merasa sangat dibenci.

Akhirnya, setelah itu datang pesan darimu. Ingin bertemu, katanya. Tapi aku tak menyangka, itu hari terakhir aku melihatmu. Dan kamu pergi melanjutkan studimu. Melanjutkan kebahagiaanmu.

Kamu turning pointku. Aku tak menyangkal, tempat dimana aku berpijak saat ini memiliki pengaruh dari kehadiranmu dulu. Empat bulan dua minggu ku bersamamu, merubah hidupku di dalam lima tahun terakhir.

Kutitipkan semua rasaku kepada-Nya.

-S

By safara23 Dikirimkan di Teks

Sudahkah Aku Berkontribusi?

Aku ingin sedikit berbagi pengalaman. Yah, sekarang aku menjadi bagian dari panitia pelaksana pemilu raya KM-ITB 2014.

Awalnya, aku hanya mendaftar. Iseng. Mengobrol bersama seseorang yang cukup menarik, dan ya, akhirnya aku memutuskan untuk lanjut.

Banyak melihat, menyaring, memfilter apa yang netral dan tidak, berusaha belajar membagi waktu dengan baik, menguatkan hati, berbagi pengalaman, dihargai dan menghargai, merasa diterima, banyak yang aku dapatkan disini. Banyak, bukan sekedar konsepsi KM-ITB dan politik di baliknya, bukan sekedar bahwa membuat, memperbarui sebuah sistem tidaklah mudah. Tetapi juga belajar menghargai diri sendiri, menerima masa lalu, dan mencintai dengan lebih tulus.

Setiap orang punya ambisi pribadi. Tinggal bagaimana ia akan mengakuinya. Tetapi, apa salahnya jika itulah yang memacu kita untuk lebih baik lagi? Bukan berarti apa yang kamu dapatkan dari alasan awalnya akan hilang ketika alasan itu hilang. Ketika dia sudah hilang.

Aku masih mengamati. Jalanku masih panjang. Someone said it, “Nikmatin aja dulu masa TPB. Tetep semangat. Aku jadi semangat kalo liat kalian semamgat. Sistem di atas udah terlalu ribet”. Aku merasa dihargai, diberikan tempat untuk tumbuh dan berkembang, tidak dituntut untuk “cepatlah dewasa” bersama orang-orang ini di sekitarku.

Still 16 y.o.
-S

By safara23 Dikirimkan di Teks

Lisan

Beberapa tahun lalu, yang rutin dilakukan tahunan KIR pada adik-adik kelas anggota barunya, adalah mengajarkan kemampuan berkomunikasi secara lisan. Yak, kenapa lisan? Menurut Kak Rafli, dari sinilah bisa diukur seberapa mampu kamu mempengaruhi orang-orang. Dari konten yang kamu angkat, apakah berbelit-belit. Dari struktur kebahasaan, apakah sekuensial atau lebih banyak bergumam dulu. Karena, pendengar yang baik lah kelak yang akan menjadi pembicara yang baik. Dari sini, Kak Rafli membuat semacam tes kecil untuk mengukur tingkat kepercayaan diri kami dengan menyuruh kami berbicara selama 5 menit, singkat-padat-jelas, tidak lebih dan tidak kurang. Hal ini pulalah yang melatih kami, saya, untuk lebih menjadi pendengar yang baik.

Waktu berjalan. Kak Rafli sudah menempuh studi sesuai bidangnya di Universitas Indonesia, sementara aku melanjutkan studi teknik. Jangan dikira sebuah keilmuan teknik tidak memerlukan kemampuan berkomunikasi. Inilah yang akan menyeimbangkan kami. Disinilah, dimulai dari keinginanku untuk melatih soft skill-ku, aku bertemu banyak orang hebat, baik yang sedang mengikuti kegiatan yang sama denganku, atau bahkan teman-teman dari mereka. Atau bahkan kamu, yang hanya bisa kukagumi dalam hati. Jangan hanya karena karena sebuah profesi keahlian untuk membatasi lingkup ilmu pengetahuan, ilmu sosial, ilmu komunikasi, atau apapun namanya yang ingin dan perlu kalian miliki.

The one who still need to study a lot of thing,
-S

By safara23 Dikirimkan di Teks

…..menulislah

Saat membuat tulisan ini, jujur, keadaan hatiku sedang tidak stabil. Rasanya, ingin hanya termenung, menangis di dalam diam.

Hari ini, ada seseorang yang memberitahuku, mengingatkanku bahwa menulislah untuk berekspresi. Kelak, dengan menulis, semua beban di hatimu mulai terangkat sedikit demi sedikit. Tulisan inilah juga yang akan mengingatkanku, bila suatu saat kelak aku akan kembali kalut.

 

Hari ini, aku sadar, janganlah pernah merasa lebih. Janganlah pula merasa kurang. Bersyukurlah, di setiap momen tersedia kebahagiaan untukmu. Mulailah membuka mata, membuka hati, membuka telinga, ada banyak kelebihan yang kamu dapatkan di saat kamu merasa kekurangan.

 

Hari ini, aku sadar, bukanlah perasaan yang harus kamu tekan. Kendalikanlah. Keluarkan dalam porsi yang tepat. Berbagilah dengan orang lain. Kelak, kamu akan merasakan kenyataan yang sebenarnya bukanlah sepahit yang kamu bayangkan.

 

Hari ini, aku sadar, hati manusia tidaklah berpagar. Aku, hanyalah seorang manusia biasa. Aku tak cukup kuat untuk membangun pagar itu. Aku tak cukup kuat untuk berbagi. Selalu ada pilihan-pilihan lain, dan terkadang, mundur perlahan adalah pilihan terbaik. Jangan, janganlah memaksakan kapabitilasmu untuk sesuatu yang bukan milikmu. Ibarat mobil, hanya dengan kekuatan yang tepat ia akan bekerja dengan baik. Janganlah memaksakan mesin dengan kekuatan lebih. Self-destruction.

 

Hari ini, aku sadar, bahwa orang tidak peduli belum tentu karena ia tidak tahu. Tetapi ia tahu, dan ia memilih untuk tidak peduli. Apatis, ya. Skeptis, mungkin. Tapi, inilah sebuah realita, sebuah kenyataan. Karena setiap individu memiliki pilihan-pilihan untuk jalan hidupya. Ketika pilihan itu tidak bersinggungan, yah, mungkin aku harus melewati batas divergen untuk melompat menuju garis dunia lain, dan berharap menemukan garis takdir kami yang sama.

 

Hari ini, aku sadar, kendalikanlah hatimu. Sesakit apapun. Karena, bukan dengan menyakiti orang lain, hatimu akan terasa ringan. Bersyukurlah. Ikhlaskanlah.

 

Teruntuk kamu, yang disana, maafkan semua kesalahanku hari ini. Bukan hanya kamu, tapi juga kamu, kamu, dan kamu.

 

I’m not perfect, I’m just being myself. I love you with my own way.

Sincerely,

the one who still grow up,

Safara Cathasa Riverinda Rijadi

By safara23 Dikirimkan di Teks